"Dan,
hati ini membawaku kembali kepadamu.
Tapi, kau tak lagi berada di
tempat kita dahulu."
sepenggal kalimat dari salah
satu penulis favorit saya, bernard batubara (@benzbara_) di novel terbarunya
yang berjudul "Kata Hati", rasanya terdengar begitu mengena akhir -
akhir ini. detail untaian kata yang sesungguhnya merupakan kalimat
Randi kepada Dera itu (tokoh dalam novel tersebut) terasa diciptakan
khusus dari benzbara untuk saya. :)
…
ini adalah selasa keempat
tanpa dia--yang dulu membuat "aku dan kamu" ter-eja menjadi kita. Aku
masih rapuh, masih terseok menapaki jalan dimana dia tak lagi menjadi bagian
didalamnya. pandangku masih belum mampu menangkap bayangnya, bahkan dalam siluet
yang tak jelas adanya. kakiku masih rapuh menginjak tanah dimana ia juga
berada, berada diperedaran semesta yang sama, dekat. namun jauh. tanganku masih
merasai hangat genggamnya. air mata, menjadi satu - satunya yang setia,
menggantikan dia, di malam - malam panjang yang sejauh ini selalu membuatku
terjaga. bibirku masih dengan lancar mengenali huruf - huruf yang menderetkan
namanya. dia, masih menjadi pusat rotasi kehidupanku. entahlah, rasanya berat
sekali membuat hidup ini kembali mungkin untuk dijalani..
empat selasa yang lalu kami
memutuskan untuk menyudahi segalanya-rasa, tawa, dan air mata. kami sudah
mencoba, dia sudah melakukan yang terbaik untuk aku dan hubungan ini. tapi
mungkin tidak dengan aku, yang tidak membalasnya dengan harga yang sama. aku,
yang tidak membuat dia bahagia. klise, tapi mungkin memang aku bukan yang baik
untuk dia. meski sebaliknya, aku tak pernah mampu menemukan kata yang tepat
untuk mengungkapkan betapa semua dihidupku terasa sempurna dengan hadirnya.
andai ada kata yang punya nilai lebih tinggi dari "yang terbaik", ingin
rasanya cepat - cepat kusematkan pada dia. dia, yang mungkin saja memang
terlalu baik untukku.
kami selalu meyakini,
pertemuan rasa kami berdua yang kemudian terajut menjadi sebuah hubungan adalah
sebuah konklusi nyata dari yang orang sebut dengan konspirasi alam. tapi kini
kami tahu, kami terlalu cepat mengambil kesimpulan. konspirasi alam pula yang
nyatanya kini menghendaki kami berpisah. mungkin.
nobody told me it wil be
this hard. aku
pikir semuanya akan baik - baik saja tanpa dia. aku pikir meski sulit, aku akan
melaluinya dengan baik. Salah, rupanya. aku lupa bahwa dalam cinta, tak akan pernah
berlaku rumus yang sama. cerita kami mungkin sudah berubah, dialog antara kami
sudah termetamorfosa menjadi asing dengan lo-gue didalamnya. tapi rasa ini, tak kunjung
berubah.
hatiku
masih sesak dionggoki sesuatu yang belakangan aku kenali dengan kenangan. meski
mulai usang, namun ia masih betah didalam. enggan keluar, enggan bergantian.
namanya
masih menjadi satu yang tak pernah lepas terrapal dari mulutku. meski aku tahu,
dia kini sudah berubah, menjadi sesuatu yang orang sebut dengan masa lalu.
aku masih, dan terus jatuh
cinta berkali - kali pada orang yang sama : dia.
dan hati ini masih, seperti
randi kepada dera, berkali - kali terbawa kembali kepada dia. meski jua aku tau
dengan pasti, bahwa dia dan hatinya tak lagi berada ditempat kami dahulu.
tak mengapa, ini
pilihanku.
meski “kita” yang dulu ada kini
kembali terurai menjadi aku&kamu, tak mengapa.
karena toh, sejauh ini, aku
menikmatnya..
written for :
"[LOMBA] Beri Tahu Bara #KataHati-mu"
Website Bukune (http://www.bukune.com/)
Fan page Facebook Bukune (http://www.facebook.com/bukunepenerbit)
Tumblr Bukune (http://bukune.tumblr.com/)
twitter bernard batubara : (https://twitter.com/benzbara_)
twitter bukune publishing : (https://twitter.com/Bukune)
twitter saya (https://twitter.com/indahfadlul) :)